ANALISIS RISIKO USAHA PETERNAKAN SAPI DI PROVINSI ACEH

Di provinsi Aceh peternakan merupakan salah satu usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan. Diantara wilayah provinsi Aceh yang memiliki potensi sumberdaya lahannya dan pada penelitian ini dilakukan pada kabupaten Aceh Jaya, Aceh Besar dan Aceh Utara. Sebagai pelaku usaha agribisnis peternak sangat mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi kegiatan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :1) Untuk menganalisis faktor-faktor risiko produksi apa saja yang mempengaruhi dalam menjalankan dan mengambangkan usah peternakan sapi. 2) Menyusun strategi pengembangan yang harus dilakukan berdasarkan faktor-faktor tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sembilan variabel independent mempengaruhi risiko produksi usaha ternak sapi di provinsi Aceh, Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien regresi dan berdasarkan nilai koefisien regresi maka urutan variabel yang paling mempengaruhi risiko produksi adalah pemotongan sapi betina (0.23975), inseminasi buatan (0.22733), iklim/cuaca (0.19131), tingkat Pendidikan (0.18134), sistem pemeliharaan (0.13415), pengalaman (0.13086), pakan ternak (0.12078), obat-obatan (0.07570) dan penyakit ternak (0.06444). Aceh sebagai salah satu daerah peternakan hewan besar di kenal memiliki berapa bentuk kearifan lokal yang terjadi dan dilakukan masyarakat peternak. Bentuk kearifan lokal tersebut diantaranya terdapat sapi lokal Aceh yang dikenal lama dan dikembangkan secara turun temurun, lebih tahan terhadap penyakit, kondisi lingkungan yang buruk. Selain itu di Aceh dikenal pola kerjasama peternakan sapi yang dikenal dengan mawah, dimana pola ini mengikuti adat istiadat Aceh yang merujuk pada syariat islam. Bentuk kearifan lokal lain di Aceh yaitu Meugang yang merupakan tradisi pemotongan hewan sapi, kerbau dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan, hari raya Idul fitri dan Idul Adha atau berkurban